Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Gambir, khususnya daerah Kelurahan Gambir dan sekitarnya, dinamakan Weltevreden (termasuk stasiun kereta apinya). Nama "Gambir" sendiri sudah dipakai pula untuk kawasan yang sama sejak awal abad ke-19, diambil dari nama seorang letnan Belanda keturunan Perancis bernama Gambier yang ditugaskan Daendels untuk membuka jalan ke arah selatan.
Sebelum dikembangkan oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen, daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat Tionghoa untuk digarap sebagai lahan
pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan Koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan olahraga dan yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olah raga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olah raga berkuda.
Daftar Kelurahan
* Gambir, Jakarta Pusat dengan kode pos 10110
* Kebon Kelapa, Gambir dengan kode pos 10120
* Petojo Utara, Gambir dengan kode pos 10130
* Duri Pulo, Gambir dengan kode pos 10140
* Cideng, Gambir dengan kode pos 10150
* Petojo Selatan, Gambir dengan kode pos 10160
Sebelum dikembangkan oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen, daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat Tionghoa untuk digarap sebagai lahan
pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan Koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan olahraga dan yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olah raga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olah raga berkuda.
Daftar Kelurahan
* Gambir, Jakarta Pusat dengan kode pos 10110
* Kebon Kelapa, Gambir dengan kode pos 10120
* Petojo Utara, Gambir dengan kode pos 10130
* Duri Pulo, Gambir dengan kode pos 10140
* Cideng, Gambir dengan kode pos 10150
* Petojo Selatan, Gambir dengan kode pos 10160